AL-BAHRONIYYAH NGEMPLAK MRANGGEN
DEMAK
1. Letak
Geografis
Pesantren
Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen Demak merupakan salah satu lembaga pendidikan
masyarakat yang ada di Desa Ngemplak RT. 03 RW. II yang terletak di sebelah
utara pusat Kecamatan Mranggen, tepatnya Mranggen Onggorawe Km + 5 Desa Ngemplak Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak.
Lembaga
pesantren tersebut berada di bawah naungan dan di dalam kawasan Yayasan Pendidikan Islam Miftahul
Ulum yang dibangun di atas lahan + 2
ha yang terdiri atas mushola, rumah kyai, madrasah, pondok tempat tinggal
santri dan sarana lainnya. Sedangkan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
a. Sebelah selatan dan utara
Pesantren Al-Bahroniyyah berbatasan dengan pemukiman penduduk Desa Ngempak dan
persawahan.
b. Sebelah timur Pesantren
Al-Bahroniyyah berbatasan dengan desa Tamansari dan persawahan.
c. Sebelah barat Pesantren
Al-Bahroniyyah +
300 m berbatasan dengan pemukiman penduduk Desa Ngempak jalan raya yang
menghubungkan Kecamatan Mranggen dan Sayung.
Letak Pesantren Al-Bahroniyyah sangat
strategis dan didukung dengan suasana yang nyaman sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Pesantren tersebutsangat efektif dan efisien.Hal ini karena letaknya berada di tepi area persawahan yang jauh dari keramaian seperti jalan raya, terminal
maupun pasar yang dapat
mengganggu kesungguhan santri dalam menuntut ilmu.
2. Sejarah Berdiri
Pesantren Al-Bahroniyyah adalah
salah satu satu Pondok Pesantren Tahfidz salaf yang ada di Kecamatan Mranggen
dan satu-satunya pesantren yang ada di Desa Ngemplak yang mempunyai kontribusi
besar terhadap perkembangan sosial-budaya Islam di desa tersebut. Pesantren
tersebut didirikan bersama dengan masyarakat oleh K.H. Ma’shum -Al-maghfur
lah-bin K.H. Bahran bin Bunyamin pada
tahun 1986 yang mana pada saat itu santri baru enam orang dan ditempatkan di
rumah beliau,di antaranya ialah K. Amir dari Tamansari Mranggen Demak dan K.
Ngasiman dari Kudu Semarang.
Kemudian tahun 1987 masyarakat
dari daerah sekitar banyak yang mengantarkan putra-putrinya ke pesantren
tersebut, dan saat itu K.H. Ma’shum
baru membuat tiga kamar, dan itu khusus digunakan bagi santri yang bermukim dan
belajar ilmu dengan beliau setiap hari.
Sejak tahun
1988 beliau mulai sibuk melayani masyarakat dan bila tidak ada beliau kegiatan
yang ada di pesantren tersebut kurang begitu aktif, oleh karena itu beliau
mengangkat santri yang sudah mampu untuk dijadikan pengurus guna menjadi badal
(ganti beliau) semasa beliau melayani pendidikan di luar Pondok Pesantren
Tahfidz atau di masyarakat, adapun santri yang diangkat beliau hanya ada dua
orang, yang pertama menjadi lurah dan beliau bernama Ust. Nur Wahid dari
Wringinjajar Mranggen, dan yang kedua adalah sebagai wakil beliau bernama Ust.
Ali Musthofa dari Perampelan Sayung Demak.
Tahun
berganti tahun santri pun mulai bertambah dan berkembang sangat pesat dengan
bertambahnya santri, lurah dan wakilnya bermusyawarah untuk membentuk struktur
organisasi kepengurusan supaya mudah untuk mengetahui keberadaan santri yang
masih ada di pesantren dan yang pulang, maka beliau pun menyetujuinya. Pada
tahun itu pula pengurus mengumpulkan dana untuk membuat gedung belajar mengajar
para santri, membuat dapur, kamar mandi, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Pada tahun 1989 beliau mengangkat kepengurusan
lagi, karena kepengurusan yang lama ada yang meninggalkan pesantren (Boyong)
dan saat itu beliau mengangkat santri yang beliau anggap punya karismatik
santri tersebut bernama Muhammad Ghozali yang sekarang menjadi pengasuh Pondok
Pesantren Tahfidz Tanwirul Wafa Gaji Guntur Demak.
Langkah K.H. Ma’sum untuk menuju arah dari
pencapaian yang diharapkan adalah dengan langkah keteladanan, upaya ini dapat
terlihat sebagaimana usaha beliau dalam meningkatkan dan observeran praktis
tentang nilai-nilai ajaran islam untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Keadaan santri pada tahun 1990 sampai sekarang
sebagian dari mereka adalah ada yang sekolah di sekolah formal dan sekolah non
formal atau sekolah di pesantren sendiri.
Setelah Romo
K.H. Ma’shum wafat pada hari senin ketika adzan sholat ashar dikumandangkan,
tanggal 8 Desember 2014 M/15 safar 1436 H, tanggungjawab pesantren
dititipamanatkan kepada menantu beliau, yaitu K.H. Muhyiddin, M.Pd.I. bin K.H.
Irsyad dari Desa Menur Kecamatan Mranggen. Beliau bukan hanya meneruskan
perjuangan K.H. Ma’shum dalam memimpin pesantren, semua aspek yayasan pun
menjadi tanggungjawab beliau sepenuhnya.
Nama
Al-Bahroniyyah diambil dari nama ayah K.H. Ma’shum yaitu “Bahran” yang dalam
bahasa Arab mempunyai arti “lautan”, dengan tabarukan (mengharap
tambahnya kebaikan) dari ayah beliau yang juga tokoh terkemuka di masyarakat
dan mengharap santri yang menuntut ilmu di pesantren tersebut mendapatkan ilmu
yang luas bagaikan lautan.
Semoga Bermanfaat
Komentar
Posting Komentar